Warga Jalur Gaza Terancam Kelaparan
- matamatapolitik
- May 16, 2019
- 1 min read
Lebih dari 1.000.000 penduduk di "jalur Gaza", Palestina terancam kelaparan pada bulan Juni, kecuali perlunya anggaran bantuan $60.000.000 AS (sekitar Rp. 867.200.000.000) terpenuhi. Karena, pemerintah Amerika Serikat yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump berhenti memberikan bantuan kepada Gaza, dengan alasan untuk menekan kelompok jihad Hamas dan Islam ingin bernegosiasi untuk perdamaian Palestina.
Badan Bantuan dan sukarelawan PBB untuk Palestina (UNRWA) sekarang membujuk Uni Eropa, sejumlah negara di wilayah Teluk, Cina dan Rusia untuk ingin memberikan bantuan dalam jumlah yang diharapkan. Karena jika tidak, maka Gazans terancam dengan kelaparan.
"Kami berada dalam kondisi kritis berkenaan dengan bantuan pangan. Banyak warga yang menerima donasi tergantung pada kami, dan kemungkinan besar mereka tidak akan selamat jika tidak ada bantuan, "ujar Direktur Operasional UNRWA di jalur Gaza, Matthias Schmale, sebagaimana dilaporkan oleh The Guardian, Kamis (5/16))
Menuru Schmale, krisis pangan di jalur Gaza juga diperparah oleh tingginya tingkat pengangguran, yang mencapai 53 persen. Selain itu, Israel telah menerapkan Total blokade tanah, laut dan udara ke jalur Gaza sejak 2007 dalam rangka untuk membuat sulit bagi Hamas untuk bergerak.
Schmale mengatakan Uni Eropa dan negara anggotanya, yaitu Britania, Jerman dan Swedia adalah kontributor terbesar untuk membantu jalur Gaza. Namun ia berkata bahwa Uni Eropa kurang terlibat dalam upaya perdamaian Palestina dan Israel.
Sementara Qatar telah mengalokasikan dana US $48.000.000 atau Rp. 6,8 triliun untuk membantu pemerintah Palestina meningkatkan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan bantuan darurat kemanusiaan.
Qatar adalah salah satu donor Palestina utama baik untuk pemerintah Abbas di tepi barat atau sejumlah faksi politik Palestina lainnya di jalur Gaza seperti Hamas.
Comentarios