Seehofer Jerman Peringatkan Pengungsi yang 'Berlibur' ke Suriah

Pengungsi yang kembali ke Suriah untuk liburan mungkin kehilangan status pengungsi mereka di Jerman, Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer mengatakan kepada surat kabar Bild. Beberapa pendatang baru secara bersamaan mengaku melarikan diri dari penganiayaan di sana.

Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer mengumumkan tanggapan keras terhadap para pengungsi Suriah yang meninggalkan Jerman untuk liburan di negara asal mereka.

"Jika seseorang, seorang pengungsi Suriah, secara teratur berlibur di Suriah, ia tidak dapat dengan jujur ​​mengklaim dianiaya di Suriah," kata Seehofer kepada Bild am Sonntag mingguan.

"Kita harus menanggalkan status pengungsinya," tambahnya.

Begitu pejabat Jerman mengetahui tentang perjalanan semacam itu, mereka akan meluncurkan penyelidikan tentang status pengungsi migran, Seehofer menambahkan.

Konservatif Bavaria tidak mengatakan berapa banyak orang yang akan terpengaruh oleh kebijakan ini.

Pejabat Jerman saat ini tidak dapat mendeportasi orang ke Suriah karena negara Timur Tengah dianggap tidak aman. Larangan tersebut akan berakhir pada akhir 2019, meskipun ada opsi untuk memperpanjangnya.

Berbicara dengan edisi Minggu dari surat kabar Bild yang beredar luas, Seehofer mengatakan pihak berwenang Jerman sedang memantau dengan cermat situasi di Suriah.

"Ketika kondisinya memungkinkan, kami akan melakukan deportasi," katanya.

Seehofer telah berulang kali berselisih dengan Kanselir Angela Merkel atas kebijakan pengungsinya, yang ia yakini terlalu liberal.

Sekitar 780.000 warga Suriah telah bermigrasi ke Jerman dalam beberapa tahun terakhir, melarikan diri dari perang saudara, yang dimulai pada 2011. Rezim Suriah, yang dipimpin oleh Presiden Bashar Assad, sekarang mengendalikan sebagian besar Suriah. Pertempuran dan serangan udara berlanjut di barat laut negara itu, sebagian besar di provinsi Idlib, yang masih dikendalikan oleh pemberontak. Ratusan ribu orang kehilangan nyawa dalam konflik.